Lampung Berpotensi Kembangkan Industri Kreatif

13/09/2013 00:10

TANJUNGKARANG BARAT - Calon legislatif DPT-RI dari Partai Nasdem, Benny Kisworo menyatakan, Lampung memiliki potensi kuat pengembangan perekonomian daerah. Ini  Hal ini disampaikannya melalui realis yang dikirimkan ke Bandarlampung News, Kamis (12/9).
Menurutnya, daerah ini  potensi tersebut hingga saat ini belum dikelola secara serius oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. Padahal dari sektor ini dapat penyumbang perekonomian.

"Padahal, omzet industri kreatif mencapai Rp 112 triliun per tahun. Tidak hanya itu, kreativitas yang ditawarkan oleh sektor industri ini mampu menangkis serangan produk kreatif dari China dan Amerika Serikat,"  ujar  DR., R. Benny Kisworo, SE, MM, yang juga pengamat ekonomi tersebut.

Dirinya menjelaskan, Secara nasional, industry kreatif dicanangkan sejak tahun 2009 lalu. Itu dilakukan  untuk meredam serangan produk asal China. Menurutnya, di banyak negara, industry kreatif terbukti sukses menggerakkan roda baru perekonomian. Adapun di Indonesia, di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Denpasar dan Jember, industry kreatif telah lama berkembang dan perkembangannya kian pesat.

"Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian Euis Saedah pernah menyatakan, pertumbuhan industry ekonomi kreatif ditengarai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi untuk mencapai target 6,8% dalam RAPBN 2013," terang Ketua Bidang Ekonomi DPP Nasdem tersebut.
 
Dia menambahkan, dibandingkan Triwulan (TW) III tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Lampung di TW III tahun ini meningkat; yakni 6,25%, dibandingkan 5,85% TW III-2011. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih menyumbang bagian terbesar (1,48%), diikuti oleh sektor pertanian (1,41%), sektor angkutan & komunikasi (1,04%) dan sektor industry pengolahan (0,77%).

"Harus diakui, industry kreatif di Lampung masih terkendala modal, bahan baku, sumber daya manusia dan jaringan pemasaran. Dan tampaknya, sektor kreatif seperti mode, belum menjadi kebutuhan utama kaum muda di Lampung. Namun hal ini sebenarnya bukan masalah besar. Pasar kreatif yang sedikit banyak berhubungan dengan budaya konsumerisme tak harus diciptakan di Lampung. Toh, sepatu lukis karya Andi Agust Hidayat  penggagas Eighternal Creative art And Design (ECAD) lebih banyak yang ‘diekspor’ ke kota lain. Yang penting, tidak gaptek (gagap teknologi, red.) sehingga bisa menjangkau konsumen di berbagai belahan nusantara dan dunia melalui sistem pemesanan on line," paparnya. (TIM)